Review Anime – Tales of Zestiria X (Season 1 & Season 2)
Halo, minggu lalu saya sudah me-review game-nya, kali ini giliran anime-nya, yaitu Review Anime – Tales of Zestiria X (Season 1 & Season 2) yang akan dibagi menjadi dua sesi.
Sesi pertama akan menjelaskan dan memberikan review pada course pertama anime-nya. Begitu juga sesi kedua akan membahas course keduanya.
Sebelum itu, saya akan menambahkan kalau review ini akan menggunakan sisi pandang pengadaptasian, soalnya jika dilihat dari kacamata perbandingan anime dengan game, akan sangat jauh berbeda.
Anime-nya sendiri mempunyai plot yang sangat berbeda, bahkan mempunyai latar belakang yang berbeda, walaupun ada beberapa plot yang ngisi plothole di game-nya.
Makanya, sisi pengadaptasian ini akan menjadi pilihan yang lebih menarik daripada menggunakan sisi perbandingan dari game-nya.
Selain itu juga, karena kontrasnya cerita anime dengan game-nya membuat saya sedikit bingung saat menonton anime-nya. Ditambah lagi, terkadang ada beberapa hal yang menarik buat didiskusikan tentang hubungan cerita anime yang mengisi plothole dari game-nya.
Kalau begitu, langsung saja, ini dia sesi pertama pada Review Anime – Tales of Zestiria X (Season 1 & Season 2), yang dimulai dari season 1.
Sinopsis
Sorey adalah pemuda manusia yang tumbuh di antara para seraphim, makhluk spiritual yang tidak terlihat oleh manusia.
Sorey percaya pada cerita rakyat yang mengatakan “dahulu kala, setiap manusia dapat melihat seraphim” dan mimpi mengungkap misteri kuno untuk menjadikan dunia tempat di mana orang dan seraphim dapat hidup bersama dalam damai.
Suatu hari, Sorey mengunjungi ibukota manusia untuk pertama kalinya.
Dia menjadi terlibat dalam sebuah insiden di mana dia menarik keluar pedang suci yang tertanam di batu dan berakhir menjadi Sang Pelindung, orang yang menghapus bencana dari dunia.
Dia mulai menyadari dampak dari misinya, dan impiannya hidup berdampingan antara manusia dan seraphim menjadi lebih intens—
Dan dengan demikian, Sang Pelindung memulai perjalanan yang luar biasa dengan teman-temannya.
Soundtrack
Opening Theme
Ending Theme
#2: “White Light” by Superfly (ep 5)
#3: “BURN” by FLOW (ep 6)
Review Penulis
Cerita bermula pada prequel atau prologue pada seri Tales of Zestiria X sendiri, karena cerita pada episode 0 (1) ini sebenarnya tidak ada sama sekali di cutscene game-nya.
Di sana tuan putri kita, Alisha Diphda sedang melakukan investigasi pada daerah kerajaanya bersama karakter yang belum pernah ada di game-nya yang mempunyai hubungan dekat dengan Alisha.
Lalu setelah istirahat di reruntuhan, latar berpindah pada kerajaan Hyland di mana ada professor yang melihat suatu keanehan di mana awan berkumpul di atas suatu tempat yang tidak terbawa angin atau apa pun.
Ya, bagi yang udah main game-nya pasti tau itu adalah malevolance, setelah beberapa perbincangan tentang politik, Alisha diutus untuk pergi ke sana. Di sana ia dicegat oleh anggota Guild Pembunuh.
Ya, di sana diceritain kenapa si rubah bisa berubah dan siapa yang nyuruh buat bunuh Alisha.
Ngomong-ngomong kita disuguhkan grafik aksi yang sangat epik ala ufotable.
Anehnya di sini saat perubahan itu rubah, si Bos Guild Pembunuh dan Alisha tampak terkejut seakan bisa liat wujud waktu diselimuti Malevolance atau kedengkian atau kenistaan.
Tapi di sana saya mikirnya, jika mereka kaget melihat perubahan ekspresi tiba-tiba dari tuh rubah.
Beberap potongan masa lalu tentang kenapa Alisha sangat menginginkan untuk adain festival pedang, dan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan di mana Kedengkian berkumpul.
Di anime-nya diperlihatkan banget keaktifan Alisha, keaktifan penduduk, yang semakin terasa gelapnya beda dengan game-nya yang terbatas.
Lalu berpindah ke gurun pasir, di mana professor yang mengetahui kabut itu, dan pergi ke denyut bumi, dengan tiba-tiba awan itu menjadi pusaran angin yang menghancurkan apa pun, di sana CG-nya best.
Juga bagian di mana si professor yang sadar jika ada Dragon di belakangnya yang telah tertelan Kedengkian pun bagus.
Dan sesuai judul episode ini, di sinilah terjadinya inti dasar dari cerita Tales of Zestiria Masa Malapetaka atau Age of Chaos.
Ngomong-ngomong sebelum itu ada banyak pengorbanan dari teman-teman Alisha, pertarungan sang rubah dengan anak buah Lord of Calamity.
Dengan seluruh pasukannya terbabat habis, Alisha yang putus asa, melihat penampakan naga dalam pusaran angin tersebut. Aku belum berani buat berspekulasi jika itu adalah Maotelus karena banyak perbedaan dari anime-nya.
Namun aku yakin jika itu bukan Maotelus.
Lalu berpindah pada episode pertama (2), di sana dijelaskan plot yang mengisi plothole di mana Alisha bisa ada di reruntuhan itu di mana Sorey menemukannya.
Putri Alisha yang putus asa, menjelajah reruntuhan dengan putus asa, banyak hal yang membuatnya bisa berada di reruntuhan Jiji.
Seperti munculnya Normin yang melindungi Alisha tanpa disadari Alisha dari suatu monster serangga, normin-nya mirip Phoenix bisa kubilang.
Dan pada akhirnya prolog Tales of Zestiria dimulai di mana Sorey menemukan pola pada reruntuhan dan menemukan Alisha dan membawanya ke desa.
Ngomong-ngomong di sini, worldbuilding-nya lebih terisi daripada game-nya, cuma yang kurang dari pengadaptasiannya adalah karakterisasinya yang berada pada titik menyebalkan.
Seperti, Sorey yang sama sekali tidak merubah ideologinya yang masih bertetap teguh dengan idealisme, di mana semua hal dapat ia lakukan dengan bersungguh-sungguh.
Dalam anime-nya banyak hal yang bisa diutarakan terutama grafiknya. Memang benar ufotable selalu membuat grafik yang sangat menakjubkan dan indah, terutama pada bagian CG-nya yang apik.
Tapi dengan suasana full fantasy dan cerita Tales of Zestiria kupikir akan menjadi adaptasi yang hebat. Namun pikiranku salah.
Secara garis besarnya, pengadaptasiannya selain mengisi plothole yang ada dalam game, juga bertujuan untuk promosi.
Jadi terkadang ceritanya nggak nyambung, bahkan ada beberapa episode yang menceritakan Velvet dari Tales of Berseria, emang si di game-nya sering disebutkan, tapi di sini dapet 2 atau 3 episode.
Juga hal yang sangat menarik selain penggambaran karakter dan pemandangan, adalah CG di bagian air yang tampak seperti nyata, ada beberapa potongan pada latar di ibukota kerajaan Hyland, Ladylake.
Juga, naga. Ada saat di mana Eizen tampil yang grafik naganya sangat keren, bahkan lebih keren daripada grafik game-nya sendiri. Grafik di sini adalah satu-satunya yang terbaik dari anime ini.
Selain service kapal Sorey X Alisha yang terlihat lebih kental berkat screentime-nya yang lebih banyak dari game-nya.
Dan berbeda dengan game-nya, Rose di sini tampil lebih terlambat tetapi mempunyai background story dan cerita balas dendam yang tercapai.
Dan Dezel yang tidak mempunyai dendam pada Symonne tetapi pada manusia yang di mana akan menjadi cerita Rose itu.
Lalu tentang arnimatize di sini, Sorey bisa langsung melakukan arinimatize bersama Lailah yaitu Fethmus Mioma, dan yang menyerangnya juga berbentuk naga.
Selain keberadaan Eizen, Edna, Mikleo yang menjelajah untuk mengambil pusaka panah, tidak ada hal lain lagi yang penting untuk dibahas melainkan hanya epsiode anime biasa dengan grafik yang wah.
Ada sih yang ingin kubahas, yaitu kebanyakan karakter yang muncul di anime Tales of Zestiria selalu pasif.
Edna yang biasanya selalu banyak bicara dan sarkastik, agak sedikit pendiam dan penurut. Yah, kalau Zaveid sih belum muncul jadi pemeran utama course pertama.
Juga buat karakter macam Rose dan lain-lain sih banyak bicara dan screentime. Namun buat karakter selain mereka hanya menjadi figuran saja, padahal mereka karakter penting juga.
Namun itu artinya, itu adalah murni dari pengadaptasian.
Lalu langsung pada cerita klimaks pada anime Tales of Zestiria X yang sebenarnya sudah dimulai dari episode awal, tepat di mana perang akan dimulai.
Berbeda dengan game di mana Sorey dipaksa ikut perang dengan menjadi bala bantuan dari Hyland, di sini ia ikut dengan Alisha yang berada pada titik netral untuk membatalkan perang.
Inilah maksudku tentang screentime Alisha sang heroine utama yang lebih banyak, dan benar-benar menjadi main heroine.
Cerita sendiri berfokus pada original story dan original ending, klimaks pada course pertama berada pada titik di mana Sorey berusaha memurnikan semua Kedengkian yang berada di medan perang. Dan di sini ia berhasil melakukannya.
Namun, di episode terakhir muncul musuh yang diharapkan.
Sebelum itu, kita beralih pada Alisha yang pergi ke markas Hyland bersama Rose untuk melakukan negosiasi.
Namun tidak berhasil, dan para prajurit mengincar Alisha dan Rose. Nah di sinilah hal yang membuatku kesal.
Si Alisha sangat keras kepala tentang jangan melukai satupun prajurit Hyland, ia berkata jika mereka adalah teman kita.
Selalu berkata begitu, hingga Rose tidak kuat menahan rasa amarahnya dan menyerang salah satu prajurit itu tetapi ditahan oleh Alisha. Lalu, dengan wajah terpaksa Alisha berkata jangan, dan suara tusukan terdengar.
Ya, Alisha ditusuk oleh salah satu prajurit Hyland, di situ saya benar-benar kesal. Lalu Dezel mengamuk dan menjauhkan para prajurit dari Alisha.
Lalu berpindah pada medang perang di mana Sorey berhasil membersihkan semua Kedengkian di medan perang, di sanalah muncullah Raja Malapetaka, Lord of Calamity, Saika no Kensha Heldalf.
Grafiknya sendiri bagus loh, terutama aura Heldalf yang benar-benar terasa keren dan gelapnya. Di saat semua prajurit mundur berkat amukan Rose.
Sorey memaksa dirinya untuk melawan Heldalf.
Sama seperti game-nya, Sorey pertama-tama ingin memurnikannya tetapi ia sama sekali tidak bisa berkutik melawannya, yang dimaksud kalau dalam game-nya, si Sorey perlu di upgrade melalui cerita.
Namun dalam anime-nya ia tidak berlatih termasuk mengikuti Trial.
Setelah itu sama seperti game-nya, Heldalf pergi dari medan perang dan membiarkan Sorey hidup, setelah beberapa pernyataan tentang Kedengkian Manusia yang berharap bisa membuat Sorey berubah menjadi Kedengkian.
Lalu scene berpindah pada Alisha yang sekarat, nah di sini aku berpikir jika di sinilah screentime Alisha yang panjang di course pertama berakhir dengan kematiannya.
Tapi sebelum itu, Rose yang menyusul Sorey di medan perang membawa Sorey ke Alisha.
Lalu tiba-tiba timeskip pada malam hari, di mana Sorey memasang wajah sedih dengan Celestial Record di tangannya.
Dan terbaringnya Alisha yang masih penuh dengan darah, dan beberapa kata-kata masa lalu yang diucapkan Alisha tentang perpisahannya dengan Sorey di Elysia dan soal Sorey menjadi Juru Selamat.
Di sana aku pikir, astaga ternyata beneran mati, padahal udah berharap.
Lalu dengan monolog masa lalu itu, Sorey tersenyum dengan mata berkaca-kaca melihat tubuh Alisha, tapi ternyata si Alisha masih hidup astaga.
Sorey berhasl menyelamatkan Alisha, dan di sana Sorey meminta Alisha untuk menjadi Squirre atau penjaganya. Di sini ship Alisha dan Sorey semakin menguat, dan screentime Alisha akan tetap banyak. Alisha yang Tersenyum, Melphis Amekia.
Lalu berpindah pada pemimpin yang diancam Rose yang menjadi Kedengkian menyerang Sorey, lalu Rose berkata jika dialah yang menyerang Alisha. Di sana, Sorey memasang wajah gelap.
Yang seakan-akan termakan oleh Kedekian.
Namun itu hanyalah cliffhanger, di akhir episode saja karena Sorey hanya memurnikannya tidak membunuhnya.
Di situ lah, course pertama dari anime Tales of Zestiria X selesai.
Kesimpulan di course pertama
Kesimpulannya, cerita di course pertama, berpusat pada pengisian plothole di game-nya dan mempromosikan seri game Tales of Zestiria dan Tales of Berseria karena adanya kehadiran Velvet.
Juga ceritanya sendiri masih acak-acak dan membingungkan, itulah mengapa rate di MAL sangatlah kecil, namun begitu, ceritanya sendiri masih bisa dapat dipahami jika hanya ingin menikmatinya untuk menghabiskan waktu.
Dan, adegan aksinya sangatlah pendek, jika dilihat dari seluruh scene aksi, nggak akan lebih dari 14 menit, makannya sayang banget rasanya grafik macam gini tapi action-nya sangat sedikit.
Musiknya sendiri sama dengan game-nya, yah maksudnya insert BGM masih digunakan dan tentunya tetap best juga.
Grafik adalah hal yang paling terbaik di anime ini.
Review Akhir Course Pertama
- Story : 7/10
- Grafik : 10/10
- Sound : 9/10
- Enjoyment : 8/10
- Karakterisasi : 6.5/10
- Nilai : 7
Re-Watchability : 3/5
(5)- Di manap un, kapan pun, berapa kali pun kalian bisa menontonnya lagi.
(4)- Benar-benar pas buat ditonton lagi sampai lebih dari 3 kali
(3)- Sekali lagi boleh, 2 sampai 3 kali buat fans dari series ini.
(2)- Nonton sekali sudah cukup.
(1)- Tidak worth buat ditonton ulang, bahkan males buat nonton sampai tamat.
Itu saja buat Review Anime – Tales of Zestiria X (Season 1 & Season 2)
Selanjutnya saya akan mencoba membahas course kedua di artikel selanjutnya, namun sebelum itu saya perlu menonton ulang film-nya, karena agak sedikit tercampur sama course pertama dan game-nya.
Di sana aku memberi nilai 7, namun jika ditanya berapa nilai yang kuberikan untuk anime ini menurut pendapat pribadi.
Maka akan ku beri nilai 8 ke atas. Karena yah yang terpenting saat menonton anime adaptasi yang kamu tunggu adalah enjoyment-nya.
Tidak peduli seberapa buruk cerita pengadaptasiannya, kamu pasti akan seru-seru aja nontonnya. Terutama grafik Tales of Zestiria semakin menambah mood penontonnya.
Kalau begitu, sampai jumpa di artikel course kedua di Laskar Anime Indonesia! Bye!