Review Anime – Astarotte no Omocha (Anime Harem Loli)

Halo! Ketemu lagi sama saya di artikel ulasan anime, kali ini giliran Review Anime – Astarotte no Omocha (Anime Harem Loli) yang adalah anime adaptasi manga yang bisa dibilang cukup manis.

Astarotte no Omocha bisa kubilang anime yang tidak begitu bagus dan worth buat ditonton. Namun ada beberapa hal yang mempunyai nilai plus di anime ini.

Anime yang diadaptasi dari manga ini menurutku lumayan cocok buat ditonton di kala bosan. Dan menjadi anime pendamping di akhir musim ini.

Jujur, aku tidak mempunyai banyak hal yang bisa ku tsukkomi di sini, namun aku akan mencoba mengulas dengan sedikit lebih rapih dari sebelumnya.

Kalau begitu, langsung saja ini dia Review Anime – Astarotte no Omocha (Anime Harem Loli)


Information

Type: TV
Episodes: 12
Status: Finished Airing
Aired: Apr 11, 2011 to Jun 26, 2011
Premiered: Spring 2011
Broadcast: Unknown
Producers: Kadokawa Shoten, Pony Canyon, DAX Production, KlockWorx, ASCII Media Works
Licensors: None found, add some
Studios: Diomedea
Source: Manga
Genres: Comedy, Demons, Ecchi, Fantasy, Romance, Seinen
Duration: 23 min. per ep.
Rating: PG-13 – Teens 13 or older

Sinopsis

Astarotte no Omocha! – Seorang putri Succubus Ygvar Astarotte, dari kerajaan Astarotte sangatlah membenci pria.
 
Dirinya lebih menyukai wanita, maka dari itu dia mempunyai banyak teman perempuan yang memiliki kepribadian yang unik.
 
Tapi, sebagai seorang Succubus, kehidupan Ygvar di pertaruhkan, karena tugas seorang Succubus adalah membentuk harem dari seorang pria, untuk bisa melengkapi kemampuan sihirnya.
 
Suatu hari, Pohon Dunia membukakan sebuah gerbang yang menelan teman baiknya, setelah beberapa waktu tertelan,
Teman Astarotte kembali dengan aman dan tidak ada yang terluka. Tapi, teman Astarotte membawa seorang laki-laki yang bernama Touhara Naoya,
Teman Astarotte itu berharap Naoya cocok dengan Astarotte dan membuatnya tidak membenci laki laki.

Soundtrack

Opening Theme

“Tenshi no CLOVER (天使のCLOVER)” by Aimi

 Ending Theme

“Manatsu no Photograph (真夏のフォトグラフ)” by azusa

 

Yang terbaik dari soundtrack di anime ini adalah ending-nya yang juga diisi oleh azusa, lagu miliknya memang selalu bagus, dan aku menyukai lagu-lagu miliknya semenjak dengar lagu pembuka dari Amagami SS Check my Soul.

Yang lainnya, bisa kubilang kurang, walau opening bisa dibilang cukup bagus, tetapi insert BGM dan lain-lainnya belum ada yang menyentuhku.


Review Penulis

Astarotte no Omocha adalah anime yang mempunyai nilai rendah di MAL, bahkan review-nya juga sangatlah buruk, dari 1-5.

Jadi, apakah Astarotte no Omocha layak untuk ditonton?

Jika tidak sabar untuk mencari jawabannya, maka akan kujawab, ya, layak bersyarat.

Syaratnya adalah, kamu suka genre ecchi, loli character, harem, isekai, dan loli romance. Juga sebagai tambahan yaitu mempunyai waktu luang, karena anime ini tidak terlalu bagus buat ditonton di saat sibuk.

Ya, ada banyak hal yang membuatnya kurang memuaskan.

Tapi, pertama-tama mari kita bahas dari ceritanya terlebih dahulu.

Cerita bermula dari seorang succubus yang akan tumbuh dewasa. Yaing bernama Astarotte, atau biasa dipanggil Rotte / Lotte.

Ia adalah seorang Putri di kerajaan di dunia itu.

Seorang succubus dewasa membutuhkan benih-benih kehidupan dari laki-laki untuk bertahan hidup, dan Astarotte yang sedang tumbuh diharuskan untuk segera membuat harem-nya sendiri.

Tapi karena Lotte mempunyai ingatan yang buruk tentang laki-laki, ia jadi membenci laki-laki.

Nah cerita bermulai dari sana.

Teman Astarotte atau orang yang mengurusnya, Judith kebingungan dengan sifat Astarotte, tapi semua berubah saat mendengar jika Astarotte akan membuat harem jika bersama manusia.

Meskipun itu adalah dalih untuk lari dari paksaan Judith. Mendengar itu, Judith melakukan penelitian pada pohon dunia Yggdrasil dibaca (Yugdrasil) eh ternyata, pohon itu tidak bisa dibuka bagaimanapun juga.

Namun, karena kebetulan, Lotte yang adalah seorang succubus yang mempunyai peran penting di dunia itu dan memang sifatnya succubus bisa pergi ke dunia manusia, tidak sengaja membuka gerbang Yggdrasil dan mengirim Judith ke dunia manusia.

Di sana lah Judith bertemu Naoya, yang akan menjadi harem Lotte.

Di sini banyak hal yang aneh, pertama keanehan pada misteri pohon dunia yang hanya bisa dibuka oleh succubus. Padahal mereka udah tahu itu, di episode depan, tapi di episode awal mereka semua pada nggak tahu.

Tapi yah plot hole sudah biasa ada.

Bisa kubilang sejauh ini, Astarotte no Omocha mempunyai perkembangan cerita yang lamban pada awal-awal episode, namun tiba-tiba diburu-buru pada pertengahan episode.

Padahal cerita utamanya sendiri tidak mempunyai inti atau garis besarnya. Hanyalah pendekatan pada seorang anak kecil yang tsundere, intinya cuma itu, sungguh kurang kerasa.

Sejauh yang kutahu di semua episode, tidak ada hal yang penting dan bisa disebut manis untuk genre romance, dan mempunyai perkembangan cerita dan latar yang datar.

Tidak ada kejadian penting yang membuat penonton tergugah atau apa pun, hanya ada fan service visual dan perkembangan yang datar, itu inti dari anime Astarotte no Omocha.

Jika lebih spesifik, cerita tentang sedot-sedot benih-benih kehidupan pada episode pertama sudah membuatku khawatir dengan anime ini yang akan memberikan service aneh pada penonton tentang seorang loli yang melalukan hal ecchi.

Tetapi bagusnya, hal itu tidak pernah terjadi di sepanjang episode, yah itu bagusnya, karena jika ada, anime ini akan menjadi anime yang sangat buruk lebih dari yang sekarang.

Namun karena hampir semua karakternya di bawah umur dan seorang pettanko, menjadikan anime ini jadi surga service untuk orang-orang yang mempunyai fetish tertentu.

Ambil saja contoh klise tentang pantsu yang selalu terlihat di tiap gerakan atau adegan. Atau juga saat-saat mereka melakukan hal-hal normal seperti mandi atau berenang.

Namun walau begitu, fan service-nya tidaklah berlebihan tapi mempunyai kuantitas yang banyak.

Beralih dari fan service ke karakter.

Karakterisasinya sangatlah buruk.

Hal yang positif dan cukup bagus di sini cuma anak Naoya, Asuha yang menjadi penyegar di anime ini. Sifatnya yang hiperaktif dan sangat ceria menjadi pendukung karakter-karakter di anime ini.

Main heroine Astarotte, sangat menyebalkan, dia over-tsundere, labil, dan karena masa lalu jadi sok dewasa padahal masih anak-anak.

Sebenarnya sifat over-tsundere sudah biasa dan bisa menjadi hal positif, tapi jika kamu tidak bisa menjadikan sifat itu menjadi senjata dengan mengembangkan sifatnya pada perkembangan cerita, sebaiknya jangan buat karakter itu.

Tapi sejauh cerita dimulai, sifat Astarotte sama sekali tidak berubah, ia akan berada pada putaran penyesalan seperti Marah > Melakukan kesalahan > Sadar > Minta maaf > Marah > Ngelakuin kesalahan lagi > Sadar > Minta maaf dengan cara klise.

Namun aku tidak menyalahkan itu, karena anime ini muncul di tahun 2011, jadi mungkin hal seperti itu lagi rame-ramenya.

Lalu sifat Naoya, dia terlalu baik. Maksudnya, sifatnya yang mudah senyum bukan menjadi penyegar di anime ini tapi malah membuat penonton kesel. Ia sudah punya anak, walau umur dia 23 tahun dan anaknya Asuha 10 tahun.

Tapi sifat ayahnya sama sekali tidak terlihat, seperti blush pada hal kecil dan lain-lain. Menurutku, karakter Naoya akan lebih baik jika dia menjadi sedikit lebih dewasa. Karena perannya di anime ini walau menjadi main hero.

Ia hanya menjadi karakter yang bagus di beberapa adegan saja yaitu adegan saat di mana ia belum terlalu dekat pada Astarotte dan mempunyai perasaan padanya.

Juga penggambaran karakter Naoya yang berumur 23 tahun tapi seperti anak-anak umur 13-15 tahun, maksudnya apa ya?

Hal yang kuharapkan saat nonton ini anime adalah cerita yang manis, tapi ternyata salah, kisahnya datar, ada sih beberapa adegan yang agak manis tapi masih belum cukup untuk dibilang romance.

Apa karena dengan anak di bawah umur jadi canggung ya? Entahlah.

Selain cerita dan karakterisasi yang buruk, grafiknya juga bisa dibilang tidak terlalu bagus namun juga tidak terlalu buruk. Karena untuk anime tahun 2011, ini masih bisa dibilang rata-rata.

Juga buat tambahan, karakter-karakter sampingan yang berkesan penting seperti ibu Astarotte yang seorang ratu dan juga adalah ibu Asuha juga tidak mendapat peran penting.

Aku penasaran kenapa Asuha yang bertemu ibunya tidak menanyakan apa pun soal kenapa ia meninggalkan mereka, juga si ibu yang telah melakukan sesuatu dengan Naoya di umur 12-13 tahunnya membiarkan Naoya dan Lotte bersama.

Padahal aku harap ada semacam konflik di antara mereka agar menjadi klimaks, tapi ternyata tidak demikian, itu hanyalah menjadi backstory yang seakan dibuat-buat.

Lalu kita lompat pada episode akhir di mana Naoya dan Asuha harus kembali ke dunia aslinya karena membuat pohon dunia terganggu.

Di sana perpisahan terjadi sangat lambat, seperti berkumpul dan mengobrol dulu, lalu tiba-tiba mereka tidak bisa saling mendengar suara namun masih bisa melihatnya dan obrolan mereka nyambung padahal nggak bisa denger suara.

Dan sempet-sempetnya date lalu cerita yang seharusnya klimaks, menyentuh, dan manis di mana di akhir date Astarotte dengan terang-terangan menyatakan cintanya pada Naoya yang tidak bisa mendengarnya.

Anehnya Naoya tersenyum sekaan mengerti omongan Astarotte, dan menyatakan cintanya juga pada gadis 10 tahun.

Lalu mereka pun (Asuha & Naoya) kembali ke dunia asal mereka.

Lalu setelah beberapa scene di dunia Naoya, cerita ditutup dengan monolog Astarotte. Setelah itu epilog di mana pohon dunia bisa dibuka dan diresmikan dan orang-orang di dunia lain bisa pergi ke dunia manusia.

Dengan kata lain, Naoya dan Asuha bisa kembali ke sana.

Di sini bagusnya, dan bisa mendapat feel adalah berkat lagu ending-nya yang diputar sampai akhir hingga mendapat kesan yang pas saat penutup di mana Naoya dan Asuha bertemu dengan Astarotte kembali.

Kesimpulan

Kesimpulan untuk anime Astarotte no Omocha adalah.

Astarotte no Omocha mempunyai cerita yang bisa dinikmati di episode awal-awal karena jalan ceritanya masih lambat.

Namun saat episode pertengahan, ceritanya seperti diburu-buru dengan diadakannya pendekatan MC pada Lotte.

Tapi anime ini juga mempunyai komedi yang lucu, seperti beberapa parodi yang lucu, dan komedi yang ngakak juga, walaupun sangat sedikit tapi cukup untuk bisa membuat ketawa atau tersenyum.

Jangan mengharapkan hal yang sangat romantis atau manis di anime ini, maksud manis di sini pada konteks romance.

Namun hal manis yang lain bisa dinikmati di sini, dengan karakter-karakternya yang kebanyakan loli membuatnya menjadi anime yang menjual gula. Meskipun banyak fan service.

Jadi jika kamu mempunyai fetish tertentu kamu bisa dibilang wajib untuk menonton anime ini, dan buat kalian yang penasaran boleh dicoba karena anime ini layak untuk dinikmati di saat bosan atau punya banyak waktu luang.

Review Akhir

  • Story : 5/10
  • Grafik : 7/10
  • Sound : 8.5/10
  • Enjoyment : 7.5/10
  • Karakterisasi : 4/10
  • Nilai : 6.5

Re-Watchability : 2/5

(5)- Di mana pun, kapan pun, berapa kali pun kalian bisa menontonnya lagi.

(4)- Benar-benar pas buat ditonton lagi sampai lebih dari 3 kali

(3)- Sekali lagi boleh, 2 sampai 3 kali buat fans dari series ini.

(2)- Nonton sekali sudah cukup.

(1)- Tidak worth buat ditonton ulang, bahkan males buat nonton sampai tamat.


Kalau begitu, itu saja untuk Review Anime – Astarotte no Omocha (Anime Harem Loli)

Sampai jumpa lagi di artikel lainnya di Laskar Anime Indonesia!

Comments

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More