7 Tantangan yang Menerpamu di Masa Awal masuk dunia Wibu dan Otaku, Siapin Mental Sekarang Ya

Yo, selamat berkunjung kembali di blog Laskar Anime Indonesia.

Hmmm, saat baru-baru suka atau kenal anime, sebagian besar dari kita biasanya akan bergabung ke dalam grup-grup anime lovers, otaku, wibu, yah terserah sih mau nyebutnya apa, intinya grup penyuka 2D.

Harapan kalian mungkin akan menemukan teman sehobi yang pastinya akan menyenangkan, bisa saling tukar dan berbagi rekomendasi anime, dan hal menyenangkan lainnya.

Namun tak jarang harapanmu gugur gara-gara realita yang terjadi tidak seindah yang dibayangkan, yang juga dapat membuat seseorang menjadi takut untuk menjadi anime lovers dikarenakan hal tersebut.

Ada juga yang sampai trauma dan menyembunyikan sebisa mungkin fakta bahwa dia itu suka anime hanya gara-gara suasana hati alias mental yang nggak siap.

Nah, berikut adalah beberapa tantangan yang umum menerpamu saat masuk dunia otaku/wibu, sebaiknya kamu mempersiapkan mentalmu, karena ada diantara beberapa hal berikut yang pasti pernah dan mungkin akan kamu alami!

1. Dibully oleh Kaum Sendiri

7 Tantangan yang Menerpamu di Masa Awal masuk dunia Wibu dan Otaku, Siapin Mental Sekarang Ya

Nah, ini pasti ada yang pernah mengalami. Bukannya mendapat sambutan hangat saat memperkenalkan diri di grup, eh malah dibully oleh para wibu lainnya.

Hal ini seringkali terjadi nggak cuma di Indonesia, tapi juga di grup-grup dan komunitas wibu seluruh dunia. Terutama jika kamu memposting dengan campuran bahasa, seperti Japanglish misalnya (bahasa inggris yang dicampur dengan bahasa jepang).

Pasti ada aja yang akan nge respon bully-an dan ngejekin kalian di komentar.

Yah salah sendiri sih kalau ini, karena memakai 2 bahasa yang dicampur secara berlebihan itu justru bisa bikin bingung dan nggak jarang bikin jijik yang bacanya.

Kalau hanya sekedar di awal sapaan seperti ohayoo, konniciwa, minna san, atau sapaan diawal doang mungkin masih dimaklumi.

Tapi kalau berlebihan seperti yang pernah ane liat ada yang perkenalan, “Halo minna, watashi wa Naruto desu, watashi wa tinggal di Konoha, Umur watashi masih 17 tahun, watashi wa anime no koto suki desu, Yoroshiku onegaishimasu, salam kenal semuanya…”

Abis dah tuh dibully. Padahal yang ngebully juga wibu sih pas dicek profilnya. Foto profil sama-sama anime. Huhuhu!

2. Dianggap Bocah, Kekanakan

Kalau ini sih dah bukan hal yang aneh lagi, malah udah jadi makanan sehari-hari.

Pasti ada aja yang ngatain hobi kalian itu bocah, kekanakan dan lain-lain.

Padahal anime itu tidak hanya untuk anak kecil, setiap anime memiliki genre dan rating tersendiri yang membedakannya.

Mulai dari anime yang emang untuk anak kecil seperti doraemon, hamtaro, hingga anime 18+ yang bisa kalian cari di N***poi.

3. Dianggap Buruk oleh Masyarakat Awam

Ini sih emang nggak ada obatnya. Bagaimanapun kita membela diriKarena di Negara asalnya Jepang pun Otaku bukanlah sesuatu yang dianggap positif. Bahkan kasarnya otaku itu dianggap sampah. Jadi apa yang kalian harapkan?

Intinya sih siap-siap mental aja kalau dianggap buruk oleh masyarakat. Walau ane sendiri masih nganggap nonton anime lebih bermutu sih dibanding nonton sinetron (Tontonan yang dianggap normal oleh masyarakat awam) yang justru makin kesini makin gak jelas.

4. Dikatain Kelainan, Abnormal, waifu kok 2D?

ngadjeng kok sama 2D? Waifu kok gambar? Mungkin diantara kalian sering ngeliat pertanyaan atau lebih ke sindiran seperti ini.

Siap-siap mental aja sih kalau dikatain begini, jangan terlalu dibawa perasaan.

5. Rasa malu tersendiri Saat akan pergi keluar menggunakan atribut berbau wibu

Rasa malu tersendiri Saat akan pergi keluar menggunakan atribut berbau wibu

Hobi ini sendiri udah dianggap jelek oleh masyarakat awam, pasti akan bikin kalian merasa minder sendiri jika mengenakan atribut wibu lengkap saat akan jalan keluar.

Bahkan ke event Otaku sekalipun, kebanyakan akan menyimpan atributnya di balik jaket atau di dalam tas, dan baru akan dipakai saat sudah sampai di lokasi event tersebut.

Sebenarnya nggak ada larangan sih dalam berpakaian, selama bukan kostum yang vulgar. Namun yah rasa malu dan takut selalu menghantui.

6. Jika foto profil kalian dari anime, maka Pendapat kalian tidak akan dianggap

Jika foto profil kalian dari anime, maka Pendapat kalian tidak akan dianggap

Saat berdebat di sosmed, jika avatar atau foto profil kalian dari karakter anime, maka pendapat kalian tidak akan dianggap, huhuhuhu.

Bukan hal yang aneh lagi sih sebenarnya jika Anime Lovers menggunakan foto profil karakter anime.

Alasannya bisa jadi karena privasi, nggak hobi selfie, atau minder dengan wajah sendiri.

Tapi yah, akhir-akhir ini sering kejadian seperti ini. Saat lawan debat kalian kalah berdebat, maka mereka akan mengeluarkan jurus andalan seperti meme di atas.

7. Jones, bukan karena jelek sih, Tapi…

Nah, yang terakhir ini nih, otaku dan wibu itu kebanyakan jones.

Alasannya bukan hanya karena jelek/gak laku sih. Tapi banyak faktor lain yang bikin otaku rata-rata jones.

Diantaranya seperti malas pacaran buang-buang uang, nggak ada usaha sama sekali buat cari pasangan, dan lain-lain.

Hal ini juga udah jadi joke harian dan stock meme lifetime bagi para pembuat meme.

Kalau kegiatan siang dan malam no life di depan pc, bahkan malam minggu juga di depan pc, tapi kalian mengharap pengen punya pasangan yang baik hati dan sempurna seperti waifu idaman kalian, ya tentunya itu hanya akan jadi imajinasi.

Bagi yang emang berkomitmen gak pacaran sih nggak ada masalah, tapi bagi kalian yang mau dapat pacar coba deh mulai usaha nyari dulu. Kali aja udah ga tahan kelamaan ngenes.

 

Yosh, jika kamu memang menyukai anime, maka kamu harus persiapkan mental a. Jangan sampai hal tersebut bikin kamu minder dan patah semangat.

Kalau ada yang ngatain otaku atau wibu itu cancer ya kalemin aja, toh pada akhirnya itu cuma bait yang dibuat-buat oleh sesama wibu juga. Jadi nggak perlu dipikirkan berlebihan.

Keywords:
  • FAKTA WIBU
Comments

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More