Pengalaman Setahun Lebih Menggunakan VPS Vultr
Halo, selamat berkunjung ke blog saya, kali ini saya mau berbagi pengalaman saya selama setahun lebih menggunakan VPS dari Vultr.
Sebelumnya tentunya kita akan membahas sedikit mengenai apa itu VPS.
VPS adalah singkatan dari Virtual Private Server. Yaitu salah satu tipe server yang menggunakan teknologi Virtualisasi yang membagi hardware server fisik menjadi beberapa server virtual.
Dalam hosting sendiri terdapat 3 macam server yang umum dikenal. Yaitu Shared Hosting, VPS, dan Dedicated Hosting.
Kelebihan VPS adalah kita memiliki akses penuh terhadap server kita dan bebas menginstal apapun yang kita mau, bisa menggunakan panel maupun tanpa panel, yah meskipun masih memiliki aturan tertentu dan tidak seleluasa seperti menggunakan dedicated server.
Yah, jika dicontohkan, VPS adalah kamar kos, sementara Dedicated server seperti Apartemen, atau mungkin rumah sewa/kontrakan kali ya.
Kita bisa melakukan apapun di kamar kos kita, tapi jika tetangga kos sebelah kita kamarnya jorok dan bau, kita masih bisa terganggu akan baunya.
Sementara di Apartemen atau rumah kontrakan, kita memiliki otoritas penuh dan hampir tidak mungkin mendapatkan gangguan dari pihak luar.
Harga VPS pun bervariasi, yaitu mulai dari 1 dollar perbulan hingga diatas $100 perbulan.
Dan dari sekian banyak penyedia VPS diluar sana, salah satu perusahaan terbaik diantaranya adalah Vultr.
Vultr Menggunakan Teknologi 100% KVM Virtualization
Vultr adalah perusahaan hosting VPS yang menggunakan diskspace SSD yang lebih cepat dibanding HDD, dan VPS mereka menggunakan teknologi KVM Virtualization.
Saat ini ada 2 jenis VPS, yaitu Openvz dan KVM. Kita nggak akan membahas mendalam mengenai hal tersebut kali ini, tapi yang pasti KVM jauh lebih baik dibandingkan Openvz.
Uptime 99.9% dan Hampir Tidak Pernah Down
Selama setahun lebih menggunakan Vultr, website saya sangat jarang down.
Memang pernah terjadi sekitar 3-4 kali, itupun down nya 5 menitan. Paling lama cuma 10 menit (menurut data dari Laporan plugin Jetpack).
sekalipun ada down yang lain, masalahnya terjadi karena kesalahan konfigurasi saya pribadi.
Vultr menawarkan harga yang kompetitif dan Snapshoot gratis
Salah satu hal yang saya suka dari Vultr yaitu mereka menawarkan harga yang terbilang murah dibandingkan penyedia VPS lainnya.
Kalian bisa setup VPS mulai dari 2.5 dollar atau sekitar 38 ribu perbulannya.
Selain itu di Vultr kita juga bebas menyimpan Snapshoot tanpa dikenakan biaya tambahan, yang mana kita harus membayar biaya tambahan untuk snapshoot pada penyedia hosting lain.
VPS yang saya gunakan saat di Vultr awalnya yaitu paket ram 2 gb seharga 10 dollar, kemudian pada bulan ke 3 saya upgrade menjadi paket ram 4gb seharga 20 dollar/bulan.
Metode pembayaran yang saya gunakan sendiri adalah paypal.
Menurut pengakuan teman-teman blogger yang lain, Vultr juga menerima pembayaran melalui Kartu Debit Jenius/Jenius Card.
Untuk Asia sendiri Vultr memiliki datacenter di Singapura dan Tokyo, Jepang. Yah tentunya sebagai orang Indonesia kita bisa pilih datacenter Singapura.
Support yang Baik dan Respon Cepat
Sebelum menggunakan Vultr, saya pernah menggunakan Digital Ocean. Dan salah satu alasan saya beralih ke Vultr adalah supportnya yang cepat tanggap dalam mengatasi masalah saya.
Saat mengirim tiket, Support Vultr selalu merespon kurang dari 1 jam, sementara Support Digital Ocean kadang merespon dalam 1 sampai 24 jam.
Kekurangan Vultr
Untuk kekurangannya itu cuma ada beberapa. Seperti mereka tidak menerima website ilegal/melanggar DMCA, dan mereka cukup keras dalam larangan spam message keluar.
Selama menggunakan Vultr saya tidak menerima email instalasi panel dan wordpress, padahal saat di digital Ocean saya menerima email pemberitahuan instalasi wordpress dan panel webuzo.
Sepertinya provider mereka memang tidak memperbolehkan email keluar seperti ini demi mencegah spam.
Saya sendiri sudah mencoba beberapa cara mengakalinya, namun tidak ada yang berhasil.
Jadi Vultr sangat tidak direkomendasikan buat kalian yang ingin menghosting website dengan fitur subscriber dan weekly newsletter, karena email pemberitahuan langganannya tidak akan pernah sampai pada subscriber website kalian.
Namun hal ini masih bisa diakali menggunakan plugin sejenis SMTP, tapi tentunya kalian harus expert dulu memakai wordpress.
Kesimpulan
Bagi kalian yang ingin beralih menggunakan VPS, Vultr sangat saya rekomendasikan untuk kalian coba.
Tapi VPS vultr adalah unmanaged, yang mana kalian harus melakukan setup dan konfigurasi sendiri tanpa ada bantuan dari pihak hosting.
Jadi kalian harus belajar lebih dalam dulu mengenai VPS sebelum mulai menggunakan VPS.
Dan bagi pemilik website streaming film, anime, drakor dan sejenisnya. Saya tidak merekomendasikan Vultr untuk kalian pilih.
Karena Vultr adalah perusahaan dari Amerika. Jadi mereka patuh terhadap hukum DMCA yang berlaku.
Saya sendiri dulu pernah dengan polosnya menghosting website streaming anime di Vultr.
Dan sialnya ada aja orang yang report. Dan saya pun langsung disuratin oleh pihak support, diancam VPS akan di terminated jika saya tidak menghapus konten ilegal tersebut.
Jujur saja saya langsung keringat dingin, jantung pun langsung dag dig dug saat ngebaca surat mereka.
Sempat bingung mau ngapain, akhirnya saya hapus link yang dilaporkan dan menjelaskan pada support saya tidak akan mengulangi kesalahan tersebut.
Untungnya supportnya baik, jadi alasan saya diterima, tapi nggak berapa lama setelahnya saya dapat laporan lagi, sejenis dengan sebelumnya -_-
Kampretnya, yang report itu bukan pihak studio anime ataupun pihak bersangkutan dari Jepang.
Yang report orangnya beralamat di Jerman, orang yang sama dengan sebelumnya. ngaku-ngaku sebagai Ceo perusahaan antah berantah yang beralasan website saya melanggar hak cipta.
Yah walaupun faktanya benar kalau website saya melanggar, tetap aja kesal rasanya karena yang report justru manusia yang ntah darimana, dan ntah apa pula hubungannya dengan anime.
Saya yang masih panik disurati kedua kalinya oleh Vultr. Akhirnya memutuskan memindahkan website yang melanggar sementara ke Digital Ocean. (saya memiliki 5 website saat itu, yang kena report cuma 1).
Kesal banget rasanya, karena saya harus bayar 2 kali, yaitu ke Vultr dan Digital Ocean.
Sebulan berlalu, si tukang report kampret dari Jerman tadi kembali berulah, dia melaporkan website saya ke pihak Digital Ocean.
Akhirnya ya balas-balasan surat dengan support DO sama seperti Vultr tadi, disinilah salah satu kelebihan vultr yang mana supportnya lebih fast respond dibanding support DO.
2 kali dapat laporan di DO, akhirnya saya galau, sampai mikir buat nutup website saja, nyerah aja sudah.
Yah, dengan harapan kecil saya coba-coba googling hosting lain, disinilah saya berkenalan dengan istilah Offshore Hosting (Hosting yang mengabaikan laporan DMCA dan hostingya website-website film).
Harapan pun mulai terbuka, dan saya memulai hosting website saya yang melanggar DMCA tadi di Contabo (salah satu layanan hosting Offshore yang direkomendasikan teman saya).
Kebetulan harganya juga bersahabat, bahkan lebih murah dari Vultr dan DO, yah meskipun kalah dari segi kecepatan sih. Tapi hal ini bisa diakali dengan Cloudflare dan plugin cache.
Yah, kita balik ke topik, akhirnya website saya yang lain pun dengan tenang di hosting di Vultr, hingga awal september 2018 lalu saya beralih menggunakan Dedicated Hosting.
Sementara Snapshoot website saya masih tersimpan dengan aman di Vultr, dan bisa saya deploy kapan saja.
Dari segi benchmark serta performa, Vultr nggak kalah cepat dengan Digital Ocean.
Hanya saja karena saya hanya menggunakan VPS untuk hosting wordpress. Jadinya perbedaan performanya tidak terlalu terasa, dan saya hanya pernah sekali menggunakan Vultr hingga batas kemampuan hosting plannya.
Saya pernah mengalami masalah saat masih plan 10 dollar ram 2 gb 1 core processor. Saat menghosting 3 website masih lancar-lancar saja, namun mulai melambat saat saya menambah 2 website lagi.
Yup, saat menghosting 5 website wordpress dan semuanya menggunakan plugin jetpack, website saya dan hostingnya down.
Saya tidak bisa login ke panel webuzo, membuka website juga tidak bisa, saya pun sudah coba restart VPS namun tak lama kemudian website down lagi.
Akhirnya saya putuskan untuk upgrade plan 20 dollar dengan ram 4 gb dan 2 core processor. Dan kelima website saya pun langsung lancar dan tidak pernah lagi mengalami down seperti itu.
Yosh, itulah tadi sedikit curhatan pengalaman saya selama setahun lebih memakai VPS di Vultr.
Tentunya dalam setahun itu masih ada hal lain yang saya alami, tapi hanya itu yang terlintas di benak saya saat ini.
Jadi jika ada yang ingin ditanyakan silahkan berkomentar.
Mungkin dengan pertanyaan kalian pintu ingatan saya akan terbuka untuk membagikan pengalaman lainnya yang mungkin terlupa.